Aku masih terus bretanya tanya
Apa itu kesuksesan
Apa itu kebahagiaan
Dan tujuan hidup
Apa yang kulakukan hari ini
Apa yang kulakukan nanti
Aku masih terus bretanya tanya
Apa itu kesuksesan
Apa itu kebahagiaan
Dan tujuan hidup
Apa yang kulakukan hari ini
Apa yang kulakukan nanti
Sejak kapan
Sejak kapan aku melihatnya
Sejak kapan aku mengingatnya
Sejak kapan aku meperhatikannya
Mungkin kemarin
Mungkin kemarin lusa
Mungkin juga ......
Ah sudahlah
Aku ingin menulis banyak puisi
Begitu banyak puisi
Tapi aku tak tau
Tak tau apa yang harus aku tulis
Mungkin dengan tumpukan kalimat sederhana ini
Aku bisa menulis
Entah puisi
Entah apa
Aku juga tidak tau
Kau puisi
Yang menemaniku dalam sepi
Kau lagu
Yang mengalun alun dalam rindu
Kau adalah sajak sajak kehidupanku
Yang menemaniku dalam sepi dan rindu
Yang sedang dalam pelukan
Tak banyak yang ku ketahui dalam pelukan
Apakah sama antara rangkul, peluk ataupun dekap
Yang ku inginkan saat ini memang hanya sebuah pelukan
Batam 27 agustus 2017
Aku rasa aku sudah tau
Tentang kebohongan semua ini
Aku merasa aku sudah tau
Tentang apa yang terjadi
Tapi memang itulah manusia
Yang penuh dengan perasaan selalu benar
Dengan menganggap yang lain sampah
Yang di penuhi nafsu amarah
Apa bedannya aku dengan Mereka
Apa bedannya aku dengan yang lainnya
Yang sudah terperangkap politik praktis
Di kendalikan nafsu penguasa
Tak nyaman rasanya
Walau banyak yang bisa ku lakukan
Tapi bila tak di rumah sendiri tetap ada beban di dalam hati
Hujan datang di sore hari
Menggagalkan senja untuk menunjukkan keelokannya
Dingin yang ada pada sore ini
Langit hitam menggelayut pekat
Disertai petir keras menyambar
Rasa ini sepertinya kosong
Karna ku tau ku semakin jauh denganmu
Ku selalu mencoba mendekat, tapi pada saat itu juga rasanya semakin menjauh
Ku tau kau maha pemaaf
Ku tau kau maha pemurah
Sebenarnya Ku ingin selalu dekat denganmu
Tapi selalu sulit bagiku
Mungkinkah karna hatiku yang sudah mengeras menjadi batu
Sudah menghitam tertutupi oleh dosaku
Sehingga aku tak menyadari kau selalu memperhatikanku
Kau selalu ada didekatku
Bahkan lebih dekat daripada urat leherku
Pedih rasanya mata ini
Aku tak tau mengapa
Bukan kau
Bukan
Pusing kurasa kepala ini
Aku tak tau mengapa
Tapi juga bukan kau
Bukan
Rasanya tak menentu
Dikala mengingat apa yang kuketahui tantang kabarmu
Saat kau umumkan hubunganmu dengannya
Tapi apa daya diriku
Yang hanya bisa melihatmu dari jauh
Yang hanya bisa nencumbumu lewat mimpi
Apalah dayaku
Tentang keindahan senyuman
Adalah pepatah
Dari mata turun ke hati
Tapi mungkin itu bukan untukku
Karena dari senyumanlah seseorang akan turun ke hatiku
Atau bahkan aku yang terperosok kedalam hatinya
Aku tak tau mengapa dengan senyuman